Sabtu, 15 September 2012

HANTU MALAM MINGGU

Tanggal 16 january 2010. Tepatnya malam minggu, gue duduk diberanda rumah gue, sambil melihat bulan dan bintang-bintang yang indah pada malam itu. ‘seandainya malam ini ada seseorang yang bisa gue ajak ngobrol,’ kata gue dalam hati. Gue pun senyum-senyum sendiri.

Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam, mata pun ikut layu dalam perjalan waktu. Disaat menuju ke pembaringan, gue teringat, bahwa pintu rumah gue belum di kunci. Gue pun menuju pintu untuk menutupnya. Namun, disaat gue berada di pintu, gue mendengar suara aneh yang bersumber di halaman rumah gue. Suaranya seperti orang yang minta tolong, suaranya seperti sedang kesakitan, keadaan pun semakin mencekam, apalagi didalam rumah hanya ada gue sendiri.

Gue melihat keluar rumah, melalui celah-celah kecil tirai jendela, namun tak ada seorang pun disana. Bulu kuduk gue berdiri seakan tak mau duduk lagi. Dalam hati, gue bertanya-tanya suara siapakah itu tadi?.

Di tengah suasana yang hampir membuat gue berhenti bernafas, tiba-tiba *tek*, terdengar suara KWH rumah gue jatuh. Dalam seketika, rumah gue jadi gelap gulita. Masih dalam keadaan berdiri sambil mengintip lewat celah-celah tirai jendela, gue terdiam dan membisu, semua anggota badan gue menjadi beku. 

Tiba-tiba, masih dalam keadaan mengintip, gue melihat sepasang mata merah yang besar melihat kearah gue. Gue berhadapan dengannya. Walau hanya dipisah dengan skat kaca jendela, sosoknya sangat jelas terlihat. matanya besar memerah, wajahnya yang hitam di tumbuhi bulu-bulu lebat, rambut yang panjang, dan berpakaian serba hitam sedang melototi kearah gue. gue tak bisa berkata apa-apa, semua yang ingin gue ucap menjadi terbata-bata dan lidah gue menjadi kelu. 

Gue coba berlari, walau berat, akhirnya gue pun bisa melepaskan keadaan yang sebelumnya membuat gue beku. Gue berlari dalam keadaan gelap gulita. Tiba-tiba (#JEGARRR), gue menabrak sebuah benda. Gue pun terjatuh dan tak bisa berbuat apa-apa, badan gue sakit sekali dan tak bisa di gerakkan. Dalam keadaan itu, gue tak tau lagi harus bagaimana. Seakan-akan gue buta. Gue nggak tau lagi gue dimana sekarang. Gue nggak tau lagi kearah mana gue harus berlari. Gue hanya bisa pasrah. Gue hampir menangis waktu itu. Namun tak henti-hentinya gue berdoa. Tak sadar gue pun tertidur. 

keesokan harinya gue terbangun. Ternyata gue berada di ruang makan. Gue lihat kearah jam dinding, ternyata sudah jam 06.00 pagi. Gue coba tuk berangkat dari kejatuhan. Sesekali gue kesakitan akibat menabrak sebuah benda tadi malam. Gue lihat kursi makan disamping gue terjatuh. Ternyata yang gue tabrak semalam adalah kursi makan. Gue pun merapikannya. Akhirnya gue duduk di kursi sofa ruang tamu, dan terbayang-bayang akan kejadian semalam, gue pun bersyukur masih di beri keselamatan hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts